Membangun Kesadaran tentang Kesetaraan Manusia dalam Islam ·  Jumat, 9 Mei 2025

الْحَمْدُ لِلَّهِ  كَما يَحْمَدُهُ الشَّاكِرُوْنَ وَيُؤْمِنُ بِهِ الْمُوْقِنُوْنَ ويُقِرُّ بِوَحْدَانِيَّتِهِ الصَّادِقُوْنَ. نَشْهَدُ أنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ وَخَالِقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِيْنَ وَمُكَلِّفُ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَنَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ مُخْالِصًا لَهُ الدِّيْنَ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ الْمُخْلِصُوْنَ

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang menciptakan umat manusia dengan segala keberagaman, namun tetap mempersatukan kita dalam ikatan keimanan dan ketakwaan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi seluruh alam. Semoga kita selalu menjadi umat yang istiqamah mengikuti ajaran Islam yang Nabi Muhammad bawa.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita merenungkan bersama sebuah prinsip yang sangat penting dalam ajaran Islam, yaitu tentang kesetaraan manusia di hadapan Allah SWT. Sesungguhnya, dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, meskipun umat manusia diciptakan dengan beragam suku, bangsa, dan latar belakang, tidak ada yang lebih mulia di sisi-Nya selain mereka yang paling bertakwa. Sebagaimana dalam Surat Al-Hujurat, ayat 13, Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

Artinya; “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha teliti.”

Baca Jugahttps://mtsmanugum.sch.id/ppdb-spmb/

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Ajaran Islam tentang kesetaraan ini memiliki relevansi yang sangat besar dalam kehidupan kita sehari-hari, karena mengingatkan untuk tidak terjerumus dalam kesombongan diri yang disebabkan oleh faktor keturunan, harta, atau kedudukan. Dalam Islam, kedudukan seseorang di mata Allah tidak diukur dari apa yang dimilikinya secara lahiriah, melainkan dari kedekatannya dengan-Nya yang tercermin melalui amalan dan ketakwaan.

Bahkan, Syekh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid jilid 2, halaman 440 menyebutkan bahwa tidak ada alasan bagi umat manusia untuk membanggakan keturunan atau garis keluarga. Semua manusia pada dasarnya berasal dari satu nenek moyang, yaitu Adam dan Hawa. Ini adalah ajaran yang sangat jelas dalam Islam yang harus dipahami oleh setiap umat Muslim.

Prinsip kesetaraan ini tercermin dalam kehidupan sosial umat Islam. Tidak ada seorang pun yang lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah selain dari ketakwaannya. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap Muslim harus menjaga sikap rendah hati, tidak membedakan satu sama lain berdasarkan asal-usul atau status sosial. Islam mengajarkan bahwa setiap orang memiliki potensi yang sama untuk meraih kebaikan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Tidak hanya itu, ajaran ini juga mengajarkan kita untuk saling menolong dan menghormati satu sama lain tanpa melihat suku, ras, atau status sosial. Hal ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa sesama Muslim adalah bersaudara, sebagaimana sabda beliau:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ

Artinya: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak boleh menzaliminya, tidak boleh membiarkannya dalam kesusahan, dan tidak boleh merendahkannya.” (HR. Muslim).

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Sejatinya, dengan prinsip kesetaraan yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadis, umat Islam diharapkan dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan penuh kasih sayang. Masyarakat yang saling menghormati, tanpa memandang perbedaan yang ada. Semua manusia adalah ciptaan Allah yang harus diperlakukan dengan rasa hormat dan kebajikan. Mari kita untuk senantiasa mengingat bahwa kesetaraan manusia dalam Islam terletak pada ketakwaan kepada Allah SWT. Tidak ada tempat bagi kesombongan dalam agama ini, dan kita semua adalah saudara yang saling mendukung dalam kebaikan. Semoga kita semua dapat hidup dengan penuh rasa hormat, saling menghargai, dan menjauhi segala bentuk diskriminasi dalam bentuk apapun.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ   فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ   اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ   عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Refensi: Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Keislaman

https://nu.or.id/

Editor : Durothun Nasikin, S.Pd